Laporan: Redaksi
PROBOLINGGO, (TubasMedia.Com) – Pelaksanaan pawai
becak hias untuk memeriahkan HUT ke-653 Kota Probolinggo baru-bartu ini,
menarik perhatian masyrakat. Tidak hanya dari kalangan masyarakat,
bahkan turis mancanegara juga ikut menyaksikan kemeriahan tersebut.
Mereka tertarik mengabadikan momen tersebut melaui kamera, bahkan tak
jarang mereka rela masuk berjejal-jejal di antara kerumunan peserta
pawai becak hias.
Kegiatan pawai becak hias yang melibatkan ratusan abang becak mengambil start dari depan Pemkot dan finish
di Alun-alun, diikuti Satuan Kerja di Lingkungan Pemkot Probolinggo,
Jajaran Muspida, Parpol, Para Pelaku Usaha, serta siswa Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), SD dan SMP. Warga berjejer di
pinggir jalan yang menjadi rute pawai becak hias tersebut.
Banyak kejadian menarik yang membuat warga tersenyum, bahkan tertawa
lepas karena tidak sedikit siswa PAUD yang masih lucu-lucu itu tiba-tiba
saja mogok tak mau mastk ke becak yang mengangkutnya jika tidak bersama
ibunya. Bahkan, tak jarang siswa-siswi PAUD itu malah tidur saat
dikirab di atas becak.
Yang cukup membuat penonton terkejut, adalah sebuah becak yang
dimodifikasi menjadi sepasang kuda yang ditampilkan oleh BLH itu saat
berjalan menyusuri di antara berjubelnya penonton.
Wali Kota Probolinggo dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan pawai
becak hias ini merupakan wujud pencerminan keberhasilan pembangunan di
semua sektor. Untuk itu kegiatan becak hias yang berlangsung setiap
tahun itu akan berdampak pada kecintaan generasi muda terhadap bangsa
dan negara.
Selain itu, pihaknya berharap melalui momentum peringatan HUT ke-653
Kota Probolinggo, perlu ada peningkatan kesadaran masyarakat menciptakan
suasana kondusif, demi kelancaran dan suksesnya program pembangunan
yang sedang dilaksanakan. “Sehingga, makna dari sebuah momen HUT Kota
kita yang tercinta, tentunya bagi semua warga akan terwujud,” ujar HM
Buchori.
BrutalZ
Selasa, 23 Oktober 2012
Senin, 30 Juli 2012
Tari Glipang
Tari
Glipang
TARI GLIPANG
Kesenian Glipang ini berkembang dan dikenal di wilayah Kabupaten Probolinggo dan daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Lumajang, Jember dan Pasuruan. Kesenian tradisional ini sangat digemari dan sangat populer di daerah-daerah tersebut di kalangan rakyat, khususnya kalangan anak muda.
Sebagaimana kesenian tradisional lainnya di propinsi Jawa Timur, masing-masing memiliki ciri-ciri khusus sehingga antara yang satu dapat dibedakan dengan yang lainnya. Jenis kesenian Glipang pun mempunyai ciri tersendiri dan unsur pesona khusus.
Kesenian Glipang ini berkembang dan dikenal di wilayah Kabupaten Probolinggo dan daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Lumajang, Jember dan Pasuruan. Kesenian tradisional ini sangat digemari dan sangat populer di daerah-daerah tersebut di kalangan rakyat, khususnya kalangan anak muda.
Sebagaimana kesenian tradisional lainnya di propinsi Jawa Timur, masing-masing memiliki ciri-ciri khusus sehingga antara yang satu dapat dibedakan dengan yang lainnya. Jenis kesenian Glipang pun mempunyai ciri tersendiri dan unsur pesona khusus.
Kesenian Glipang
Kesenian Glipang ialah suatu jenis kesenian pertunjukan, yang membawakan lakon-lakon tertentu (pertunjukan berlakon) yang biasanya dipergelarkan semalam suntuk. Tema lakon bernafaskan ceritera dalam agama Islam antara lain tentang kejayaan Islam dan ceritera kehidupan masyarakat sehari-hari.
Kesenian Glipang ialah suatu jenis kesenian pertunjukan, yang membawakan lakon-lakon tertentu (pertunjukan berlakon) yang biasanya dipergelarkan semalam suntuk. Tema lakon bernafaskan ceritera dalam agama Islam antara lain tentang kejayaan Islam dan ceritera kehidupan masyarakat sehari-hari.
Istilah Glipang belum
dapat dipastikan asal-usulnya, demikian juga arti kata “glipang” berasal dari
istilah dalam bahasa Arab “goliban”, yang mengandung makna tentang suatu
kebiasaan kegiatan yang dilakukan oleh para santeri di pondok dalam kehidupan
sehari-hari.
Penyajian Glipang
Glipang sebagai suatu kesenian pertunjukan, maka bentuk dan jenis pertunjukannya disesuaikan dengan selera masyarakat penonton atau penyelenggara pertunjukan (penanggap), misalnya tentang isi lakon dan waktu yang dikehendaki. Pada umumnya penonton menyukai penyelenggaraan dengan waktu yang lama atau semalam suntuk. Dalam penyajian demikian maka ditampilkan berulang-ulang bagian-bagian tertentu yang dianggap penting atau digemari oleh masyarakat. Pengulangan bagian-bagian tertentu seni itu dirasa memantapkan penyajian kesenian Glipang dan kenikmatan selera penonton. Akibat adanya aspek kemantapan ini, maka usaha menata seni Glipang antara lain dalam bentuk pemadatan penyajian dianggap menyalahi aturan yang berlaku dalam penyajian.
Glipang sebagai suatu kesenian pertunjukan, maka bentuk dan jenis pertunjukannya disesuaikan dengan selera masyarakat penonton atau penyelenggara pertunjukan (penanggap), misalnya tentang isi lakon dan waktu yang dikehendaki. Pada umumnya penonton menyukai penyelenggaraan dengan waktu yang lama atau semalam suntuk. Dalam penyajian demikian maka ditampilkan berulang-ulang bagian-bagian tertentu yang dianggap penting atau digemari oleh masyarakat. Pengulangan bagian-bagian tertentu seni itu dirasa memantapkan penyajian kesenian Glipang dan kenikmatan selera penonton. Akibat adanya aspek kemantapan ini, maka usaha menata seni Glipang antara lain dalam bentuk pemadatan penyajian dianggap menyalahi aturan yang berlaku dalam penyajian.
Penyajian kesenian
glipang semalam suntuk terbagi atas tahap-tahap:
- Tahap ke satu: Tari Ngremo Glipang (Tari
Kiprah Glipang). Tari ini merupakan bentuk tari yang digunakan untuk mengawali
pertunjukan seni glipang.
- Tahap ke-dua: Tari Baris. Tarian ini dibawakan
oleh para penari pria, biasanya disertai penampilan seorang pelawak pria.
- Tahap ke-tiga: Tari Pertemuan. Tarian
dibawakan oleh penari pria dan wanita dalam komposisi berpasangan, disertai dua
pelawak pria dan wanita. Peragaan tarian wanita dibawakan oleh penari pria dan
dalam adegan ini kedua pelawak berdialog lucu (melawak).
- Tahap ke-empat: Sandiwara (Drama). Membawakan
ceritera tertentu dengan tema tertentu pula yang bernafaskan agama Islam.
Musik pengiring
Kesenian Glipang kecuali disajikan dalam bentuk tari dan drama (sandiwara) juga diiringi musik dan vokal.
Kesenian Glipang kecuali disajikan dalam bentuk tari dan drama (sandiwara) juga diiringi musik dan vokal.
Alat musik yang digunakan
terdiri dari:
- Dua ketipung besar, yakni lake’an dan
bhine’an, ditabuh tingkah meningkah (saling mengisi). Ketimpung laki-laki
(lake’an) berfungsi memimpin dan memberikan tekanan-tekanan gerak.
- Satu jedhor, untuk memberikan tekanan-tekanan
tertentu untuk semelehnya (konstannya) irama.
- Tiga sampai lima terbang/kecrek, berfungsi
mengisi lagu dengan cara memberikan suara di antara degupan.
Lagu-lagu yang
dibawakan:
- Lagu Awayaro, sebagai lagu pembukaan menjelang
penyajian tari kiprak Glipang.
- Pantun berlagu bebas, dibawakan secara
bergantian pada penyajian tari pertemuan.
Sejarah kesenian
glipang
Kesenian glipang lahir di desa Pendil, Kecamatan Nanyanyar, 12 km di tenggara kota Probolinggo. Mata pencaharian penduduknya adalah dagang dan tani berdasarh Madura dan pemeluk agama Islam patuh. Kesenian Glipang direvitalisasi dan dipopulerkan oleh seorang penduduk desa Pendil bernama Sarituno, dimaksudkan sebagai sarana hiburan tahun 1935.
Kesenian glipang lahir di desa Pendil, Kecamatan Nanyanyar, 12 km di tenggara kota Probolinggo. Mata pencaharian penduduknya adalah dagang dan tani berdasarh Madura dan pemeluk agama Islam patuh. Kesenian Glipang direvitalisasi dan dipopulerkan oleh seorang penduduk desa Pendil bernama Sarituno, dimaksudkan sebagai sarana hiburan tahun 1935.
Nampaknya latar
belakang sosial dari kehidupan Sarituno sangat berpengaruh dalam seni
ciptaannya yang bernama Glipang ini. Sarituno adalah pendatang dari Pulau
Madura, menetap di pantai utara Pulau Jawa (Jawa Timur) di desa Pendil,
tersebut. Mula-mula ia adalah mandor penebang tebu di pabrik gula Sebaung,
Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Karena sering terjadi pertentangan
dengan sinder-sinder Belanda yang sewenang-wenang tingkah lakunya, maka
Sarituno memilih berhenti bekerja di pabrik gula tersebut.
Jiwa perlawanan
terhadap penjajah Belanda itu mempengaruhi kesenian Glipang ciptaannya, sebagai
ekspresi jiwanya tersebut tertuang dalam bentuk tari kiprak Glipang.
Secara umum dapat
diutarakan ciri-ciri penyajian kesenian Glipang:
- Pola penyajian memiliki struktur tertentu dan
tema tertentu.
- Lagu-lagu bernafaskan agama Islam.
- Alat musik yang digunakan terdiri dari satu
jedhor, dua ketipung besar (lake’an dan bhine’an), tiga sampai lima
terbang/kecrek.
- Pola permainan musik merupakan ansamble dari
jedhor, terbang/kecrek dan vokal.
- Bahasa yang digunakan dalam vokal/dialog ialah
bahasa Jawa dan Madura dibumbui bahasa Arab.
- Unsur-unsur gerak, kreativitas pribadi dari
unsur-unsur gerak pencak silat.
- Tokoh-tokoh pelaku sesuai dengan lakon yang
dibawakan.
Fungsi kesenian
glipang
Dalam kehidupan sehari-hai masyarakat Probolinggo, kesenian Glipang tetap semarak sebagai suatu jenis kesenian yang digemari oleh rakyat. Kesenian Glipang sering ditampilkan pada acara-acara resepsi, bersih desa, panen raya, hajatan keluarga dan sebagainya. Jelaslah bahwa kesenian Glipang dapat dimanfaatkan sebagai suatu sosio drama, untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan yang menjadi program pemerintah, untuk menciptakan suasana persatuan dan kesatuan di kalangan rakyat, acara khusus dan melestarikan warisan seni budaya yang memiliki nilai-nilai luhur.
Dalam kehidupan sehari-hai masyarakat Probolinggo, kesenian Glipang tetap semarak sebagai suatu jenis kesenian yang digemari oleh rakyat. Kesenian Glipang sering ditampilkan pada acara-acara resepsi, bersih desa, panen raya, hajatan keluarga dan sebagainya. Jelaslah bahwa kesenian Glipang dapat dimanfaatkan sebagai suatu sosio drama, untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan yang menjadi program pemerintah, untuk menciptakan suasana persatuan dan kesatuan di kalangan rakyat, acara khusus dan melestarikan warisan seni budaya yang memiliki nilai-nilai luhur.
Pembinaan kesenian
glipang di Probolinggo
Perkembangan kehidupan suatu kesenian tradisional harus selalu diusahakan agar selalu sesuai dengan zaman masa kini dengan teknologi yang sudah maju, sehingga akan tetap dapat mempertahankan diri sebagai suatu kesenian yang bermutu tinggi. Usaha-usaha penataan kembali seyogyanya selalu dilaksanakan secara teratur dan bertahap guna lebih meningkatkan dan memantapkan mutu. Salah satu usaha yang telah dirintis dalam hal seni Glipang adalah Tari Kiprak Glipang.
Perkembangan kehidupan suatu kesenian tradisional harus selalu diusahakan agar selalu sesuai dengan zaman masa kini dengan teknologi yang sudah maju, sehingga akan tetap dapat mempertahankan diri sebagai suatu kesenian yang bermutu tinggi. Usaha-usaha penataan kembali seyogyanya selalu dilaksanakan secara teratur dan bertahap guna lebih meningkatkan dan memantapkan mutu. Salah satu usaha yang telah dirintis dalam hal seni Glipang adalah Tari Kiprak Glipang.
Coba lihat salah satu contoh video di bawah ini :
Langganan:
Postingan (Atom)